Langsung ke konten utama

3 Hal Pengetahuan Baru Tentang Kebidanan

Penelitian Terbaru di Dunia Kebidanan

1. Ibu bersalin dapat mengejan tanpa bantuan instruksi oleh petugas kesehatan




Pada saat persalinan memasuki kala 2 yaitu saat pembukaan serviks sudah lengkap, maka banyak tenaga kesehatan yang akan membantu ibu mengejan. Hal tersebut diharapkan dapat membantu percepatan proses kala 2. Penelitian terbaru mengenai teknik mengejan saat persalinan menyatakan bahwa ibu bersalin dapat mengejan sesuai keinginan tanpa perlu instruksi dari tenaga kesehatan. Penelitian tersebut juga membandingan antara mengejan secara spontan dan dengan instrulksi tenaga kesehatan pada ibu  dengan karakteristik nulipara, usia 18-40, usia kehamilan saat bersalin 38-40, bayi presentasi kepala, menginginkan persalinan normal, janin tunggal dan estimasi BB bayi 2500-4000 gr.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa ibu yang melahirkan dengan mengejan secara spontan tidak memiliki efek buruk terhadap kesehatan janin dan neonatus, jika dibandingkan dengan ibu yang mengejan dengan instruksi terlihat ada perpanjangan jam namun ibu yang mengejan secara spontan tetap dapat menyelesaikan kala 2 tidak melebihi batas 2 jam, membiarkan ibu mengejan spontan juga dapat membuat ketenangan psikologis ibu bersalin.

Dari peenlitian tersebut, perlu diperhatikan selalu menjaga kondisi psikologis ibu saat persalinan yaa, dan jangan lupa untuk selalu mendukung ibu dengan sabar yaa

(sumber : Genç Koyucu, Refika & Demirci, Nurdan. (2017). Effects of pushing techniques during the second stage of labor: A randomized controlled trial. Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology. 56. 606-612. 10.1016/j.tjog.2017.02.005. )


2.  Validitas tanda waspada dan bertindak pada partograf berdasarkan pembukaan serviks terhadap waktu perlu di evaluasi ulang





Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa pembukaan serviks terhadap waktu merupakan prediksi yang kurang baik untuk menentukan bahayapersalinan. Penelitian menyatakan bahwa persalinan merupakan fenomena yang diperngaruhi berbagai variabel dan sulit diprediksi. Berdasarkan penelitian tersebut, penggunaan partograf tidak bisa dijadikan satu satunya tolak ukur dalam menentukan bahaya persalinan, namun penggunaan partograf sebagai media pencatatan di berbagai fasilitas kesehatan masih dilakukan. Penelitian yang dilakukan pada 8603 wanita bersalin, wanita yang melewati garis waspada yang mengalami bahaya persalinan 110 wanita dan yang tidak sebanyak 4053 wanita. Sedangkan wanita bersalin yang melewati garis bertindak mengalami bahaya persalinan sebanyak 38 orang, dan yang tidak mengalami bahaya sebanyak 1230 wanita. Penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan satu media tolak ukur dalam persalinan seperti partograf dapat meningkatkan tindakan yang tidak diperlukan pada persalinan, dan disisi lain wanita dengan bahaya persalinan dapat terlambat mendapat penanganan.
Jadi buat seluruh tenaga kesehatan yang membantu persalinan harus bisa lebih waspada yaa

(Sumber : Souza J, Oladapo O, Fawole B, et al. Cervical dilatation over time is a poor predictor of severe adverse birth outcomes: a diagnostic accuracy study. Bjog. 2018;125(8):991-1000. doi:10.1111/1471-0528.15205.)

3. Tes darah noninvasif untuk mengetahui usia kehamilan dan prediksi persalinan kurang bulan



Sebuah metode tes darah terbaru pada wanita hamil dapat memprediksi persslinan kurang bulan atau cukup bulan dengan akurasi 75-80 persen. Penelitian ini sedang dikembangkan oleh para peneliti dari Stanford University, penelitian ini diharapkan dapat mengurangi masalah yang terkait persalinan kurang bulan. Tes ini mengukur gen ibu hamil, plasenta dan fetus melalui darah ibu dengan mengukur level darah ibu terhadap cell-free RNA (cfRNA). cell-free RNA merupakan bagian kecil dari molekul messenger yang membawa instruksi genetik untuk produksi protein. Penelitian percobaan ini menguji 38 wanita America yang memiliki risiko terjadinya kehamilan prematur karena telah merasakan kontraksi dini atau pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya. Sampel darah diambil sekali pada usia kehamilan trimester 2 atau 3. Pada uji 38 wanita tersebut, 13 mengalami persalinan prematur dan 25 lainnya cukup bulan. Peneliti menemukan level cfRNA pada tujuh gen ibu dan plasenta dapat memprediksi persalinan akan terjadi cukup bulan atau tidak.

Penelitian tersebut masih berjalan loh, dan masih direncanakan untuk diuji dalam jumlah populasi yang besar, kita tunggu saja :)

(Sumber:  T.T.M. Ngo el al., "Noninvasive blood tests for fetal development predict gestational age and preterm delivery," Science (2018). science.sciencemag.org/lookup/ … 1126/science.aar3819)


Ini mungkin baru beberapa hal baru yang saya ketahui dan ingin saya sebarkan ke para pembaca, semoga bermanfaat. Kalau kamu punya info mengenai pengetahuan baru, silahkan comment dibawah yaa. Terimakasih sudah belajar bersama :)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan D3, D4, dan S1 Kebidanan

HAIII. Kali ini saya mau kasih tau kalian tentang S1 Kebidanan. baru tau ya? atau udah pernah denger tapi gapaham apa bedanya dengan D4 dan D3? Nah, buat kalian khususnya adik adik sma yang mungkin galau dan bingung apa bedanya, atau teman teman kesehatan yang mau tau bedanya bidan D3, D4, dan S1 yuk kita cari tau! Oke pertama,saat ini di Indonesia ada 3 jenjang kebidanan, D3,D4 dan S1. nah saya akan bahas khusus S1, S1 di Indonesia baru ada 3 dan semuanya di universitas. Pertama ada di Universitas Airlangga (Surabaya), Universitas Brawijaya (Malang). dan Universitas Andalas (Padang). Saya akan bahas berdasarkan tempat saya kuliah yaitu di Universitas Brawijaya(UB) ya. S1 Kebidanan UB ini menerima mahasiswi yang dari SMA IPA, jadi di UB tidak menerima alih jenjang dari D3 atau D4. Masa studinya mulai tahun 2014, selama 4 tahun dengan sistem blok, jadi sistem blok adalah sistem dimana jadwal kita sudah di paketkan. setelah masa studi 4 tahun, kamu harus ambil profesi selama 1,5 tahun...

Divorce parent? is it okay?

Well, ini adalah salah satu cerita yang menurutku banyak banget hikmahnya untuk diriku Jadi ya, my parents are divorce. When I was 16 years old (I think). Bagaimana rasanya? sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, karena memang we discuss about it before.So, I already prepare for that. Setiap anak yang mengalami hal ini pasti mencari pelarian, dan disinilah kadang letak kesalahan itu. Alhamdulillah, dari kecil sudah diajarkan cara berteman yang baik, memilih mana yang harus diikutin dan sudah di berikan lingkungan yang mendukung. Jadi, saat hal ini terjadi di usia remaja (yang lagi labil) lingkunganku sangat support, support dalam arti bukan mereka tau semua masalah, tapi mereka bisa ada, bisa bermain dengan hal hal yang tidak diluar jalur. I'm really thankful for that. Saat itu, sekolah, main itu udah jadi stress release for me, pulang sekolah malem.. sabtu minggu main.. ya I enjoyed school for some reasons. Saat itu, titik terendah dalam ekonomi keluarga I guess, dan saya se...

SKINCARE DASAR (Review produk Larissa)

Haiii, kali ini aku mau review beberapa produk dari salah satu klinik kecantikan, yang udah selalu aku pake tiap hari. Klinik kecantikan nya bisa di cek https://www.larissa.co.id Oke, pertama kulitku ini cenderung berjerawat dan berminyak ya, jerawat yang muncul disaat saat tertentu (dipengaruhi hormon banget). Pertama ini adalah bedak, ini bedak aku pakai sehari hari, jadi aku kekampus cuma pake pelembab dari kojie san terus pake bedak deh, buat make up nya cukup blush dari brun brun dan liquid lipstick. Pertama bedak larissa ini aku pakai yang natural, bedaknya enak ringan banget dan yang pasti cocok ya buat yang berjerawat, kurangnya bedak ini agak kurang kalau mau dipake makeup, karena dia akan lebih berwarna kulit sawo matang gitu ini bedak larissa yang aku pakai (L- Face Powder Natural) Ini muka aku habis dari kampus Setelah selesai aktifitas aku langsung bersihin muka paaki Milk Cleanser Green Tea dari larissa. Milk Cleansernya ini cukup bua...